Saturday, April 12, 2008

God help me overcome my illness

.
.
.

Tuhan membukakan mata hatiku bahwa bagiNya tidak ada hal yang mustahil. Dia mengijinkan terjadinya penyakit dan kelemahan sebagai bagian dari hukum alam. Tetapi Tuhan juga menjanjikan keselamatan dan kelepasan bagi anak2 Nya yang selalu setia pada jalanNya. Beberapa waktu yang lalu saya 'diganggu' dengan rasa sakit pinggang 'low back pain', dan ditambah dengan chest discomfort. Pertama-tama tentang LBP ini. Ada dua teori saya. Yg pertama adalah gangguan pada spine (tulang belakang) itu sendiri, sebagai akibat dari pengapuran atau 'spur formation.' Hal semacam ini lazim terjadi pada middle age people, dan perasaan seperti ini sudah cukup sering saya alami. Umumnya nantipun hilang sendiri. Yang kedua, inilah yang menakutkan yakni kalau ada gangguan ginjal. Ini memang organ lemah saya, meng-ingat riwayat penyakit dulu. Waktu masih mahasiswa tkt 3 FK dulu barangkali saya pernah terserang dgn renal colic dan hematuri karena batu. Itu waktu umur 21 thn, jadi hampir 40 thn y.l. Namun batu itu sendiri nggak keluar, atau nggak ketahuan keluarnya. Cuma beberapa kali dalam pemeriksaan, baik di RS Tebet, maupun di Lakespra dalam USG nggak jelas ada batu. Lalu dgn olahraga dan banyakin minum mustinya sudah larut. Tapi hasil lab. hingga tahun lalu akhir selalu menunjukkan creatinin dan urea clearance normal. Ini selalu menjadi main concern saya. Jadi kembali pertanyaan kenapa LBP ini? Kalau masih mengganggu terpaksa saya ke Prof. Sibuea besok-besok. Nah, sekarang yang didada, di sekitar jantung ini dan adanya rieut ini sudah pasti urusan koroner. Tapi sesungguhnya, Tuhan sudah 'mengatasi' sumbatan ini dengan menyuruh saya mengikuti EECP sudah ratusan kali, dan bukti mengarah pada terbentuknya anastomosis atau 'pembuluh kecil atau jalan tikus' sebagai 'natural by-pass.' Jadi tidak mungkin lagi ada suatu serangan jantung karena sumbatan, sebab the main road-nya sudah diganti dengan banyak jalan pintasan. Inilah jadi teori yang menjadi acuan bagiku. Olahraga jalan, lari kecil dalam rumah ataupun internal jogging dll, Chi machine dan minyak Vico juga mengarah kesini ditambah obat-obatan yg rutin kuminum setiap hari. Sebenarnya apa yang kualami ini sudah suatu mujizat pula, karna suatu PTCA non-stent yang bisa bertahan 11 tahun lebih tanpa gejala klinik yang memarah adalah hal yang istimewa. Aku beruntung karena Tuhan sendirilah yang telah campur tangan didalamnya. Dan tempo-tempo bila ada kesalahan gaya hidup, maka muncullah episode 'kegawatan' seperti yang kualami pada saat-saat tertentu. Nah, kira-kira kesalahan apakah itu?


1. Diet.

Saya mengaku bahwa telah terjadi pelanggaran berat dari program yang mustinya kupatuhi, yakni rendah kalori, banyak serat, mayoritas sayur dan buah, jauhi karbohidrat sederhana. Nah, selama ini banyak pesta2 dgn B2 bergelimpangan, jajan martabak, intip, keripik dll. Gimana berat nggak nambah. Setahun lalu waktu checkup di RS Fatmawati, BB saya 71,5 yang katanya mustinya BB ideal 62,5. Ngaco, masak kelebihan 9 kg? Sedangkan udah dgn hermit's meal pernah saya 69 kg, rasanya udah bangga sekali. Jadi perlu buat regimen baru. Untuk tahap pertama sekarang ini saya membulatkan tekad untuk kembali mencapai 69 kg sebelum HUT yad ini. Tahap kedua diterusin sampai 67 kg. Dan bila kuat, diterusin tahap terakhir hingga 65 kg. And stay there for the rest of my life.



2. Olahraga.

Secara konvensional, memang saya sudah lama, mungkin 6 bulan terakhir ini tidak setia lagi. Mesin tread-mill sudah jarang kupakai. Padahal kuakui pada Sibuea, saya menempuh 2,5 km tiap hari, yg dia minta ditambah jadi 3,5 kg. Juga kondisi mesinnya mulai reot kali yah (orang Sunda bilang 'parabot kolot'). Tapi memang harus dimulai lagi, meski kuakui dulu itu ada juga pengaruh keberadaan saudara di kamar belakang yg membuatku rasa kurang bebas anytime tread mill dengan iringan musik. Sampai pernah mesin itu saya pindahin ke library, meski ternyata nggak efektif juga. Hal yg mungkin juga berpengaruh adalah adanya Chi machine, yang lebih ringan dan nyaman penggunaannya karena bersifat pasif, dan menurut produsennya tiap 5 menit, sudah identik dgn dampak oksigenisasi jaringan yg ditimbulkan dengan berjalan 1,5 km. Nah, rata-rata saya sehari 20-30 menit makenya, jadi apa udah serasa jalan 6-9 km? Ah, masak! Juga akhir2 ini saya makin sering EECP lagi.



3. Lifestyle.

Sebetulnya cara hidup saya sekarang sudah lebih kondusif. Gaya hidup jet lane sudah liwat, pergi2 udah jarang sesudah pengsiun Depkes. Ke kantor yg sekarang tidak terlalu demanding and pressing, sehingga ada waktu untuk ngerjain kesenangan pribadi. Bikin buku, bikin lagu, kliping dsb adalah kegiatan yang mengisi hari-hari saya. Ke urusan adat juga selalu diusahakan ada waktu. Memang nanti saya akan banyak ngurusin MRA, an exciting prospect in its own. Hopefully next year we'll be fully operating. God, you are so kind to give me this job. Make me be useful to my country and your Kingdom in the next 5-10 years. Mampukan tubuh dan jiwa saya melaksanakan itu semua. Amen.




4. Attitude !

That's why I choose this motto :

Don't hate, don't worry, live simple, give more and expect less.

It's hard, but at least, it gives me control and guidelines everytime.



(from my own journal High Hope, 2005)

No comments: