Bacaan : Filipi 4 : 8-13
8. Jadi akhirnya, saudara-saudaraku, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.
9. Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.
10. Aku sangat bersukacita pada Tuhan, bahwa akhirnya pikiranmu dan perasaanmu bertumbuh kembali untuk aku. Memang selalu ada perhatianmu, tetapi tidak ada kesempatan bagimu.
11. Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan.
12. Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku, baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan.
13. Segala perkara dapat kutanggung didalam Dia yang memberikan kekuatan kepadaku.
Apabila anda terdampar disuatu pulau, serta anda hanya boleh membawa suatu benda disamping makanan dan air, maka benda apakah yang akan anda bawa?
Inilah suatu pertanyaan yang menarik dan selalu efektif, membuat seseorang benar-benar merenung dan memikirkan apa yang paling penting didalam hidup seseorang. Kalau anda mendapat pertanyaan ini, apakah jawab anda? Apakah milik atau harta anda yang paling berharga? Saya sangat mengharapkan bahwa bagi semua orang Kristen jawabannya adalah Alkitab. Karena, semua informasi dalam halaman-halamannya merupakan peta dan kompas yang berfungsi untuk kehidupan disurga sesudah mati. Tetapi apakah kita semua memahami makna Alkitab itu. Karena benda itu begitu umum, mudah dan murah diperoleh dalam masyarakat, sehingga Alkitab seolah-olah kehilangan nilainya. Bahkan kadang-kadang benda itu hanya menjadi hiasan rak buku. Malahan kadang-kadang kita hanya memperhatikan catatan-catatan didepan mengenai data dan sejarah keluarga kita ketimbang yang ada dalam isi buku itu sendiri. Suatu saat saya pernah melihat koleksi Alkitab yang ada disuatu museum. Yang menarik minat dan perha-tian saya adalah adanya suatu Alkitab Cina. Memang cukup menarik melihat aksara Cina yang memuat Firman Tuhan tetapi bukan itu sebabnya saya sangat terkesan, melainkan karena buku itu disalin secara manual. Bagian-bagian yang terpisah disalin oleh orang-orang yang berbeda, lalu dijilid sehingga menjadi suatu buku. Lalu saya mulai mencari cerita dibalik sejarah buku ini. Rupanya pada periode tertentu, Alkitab merupakan buku yang terlarang di Cina. Orang yang mengkopi Alkitab ini telah menempuh risiko cukup tinggi dengan memegang buku aslinya untuk dicopy. Mereka akan menyimpan buku itu selama 6 minggu, lalu meneruskannya kepada orang berikutnya. Bayangkan cara bekerja demikian. Bayangkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini. Mengapa mereka mau mengambil risiko ini? Mengapa mereka mau menghabiskan berjam-jam menulis sampai tangannya pegal dan kecapean hingga tak mampu meneruskan lagi. Karena mereka menyadari pada tingginya nilai yang terkandung dalam halaman-halamannya, dan mereka ingin mempelajarinya lebih jauh. Kadang-kadang kita perlu membaca atau mendengarkan kisah semacam ini, agar kita dapat lebih menghargai Alkitab yang kita miliki.
Kebanyakan orang memiliki buku catatan harian atau agenda untuk merekam detail pekerjaan yang akan dilakukannya. Seorang kawan kristiani saya menggunakan agendanya dengan cara yang berbeda. Ia hanya mencatat kegiatan-kegiatan utama setelah semuanya dilakukan. Inilah yang dilakukannya : Setiap pagi ia berdoa, 'Tuhan, aku akan melakukan segalanya dengan kekuatanMu semata. Pakailah diriku sesuai kehendakMu.' Kemudian, setiap kali ia berhasil menyelesaikan suatu pekerjaan yang sulit atau luar biasa, malamnya ia mencatat didalam buku hariannya. Contohnya, ia menulis, 'Hari ini saya dimampukan untuk membagikan kesaksian dengan seorang kawan.' Hari ini Allah memampukan saya untuk mengatasi ketakutan saya melalui iman.''Hari ini saya dimampukan untuk menolong dan menyemangati seseorang yang sedang dirundung masalah.' Kawan saya menggunakan istilah 'dimampukan' karena ia menyadari bahwa ia tak dapat melakukan semua itu tanpa pertolongan Allah. Dengan setiap kali menulis kata 'dimampukan', ia memberikan segala kemuliaan bagi Allah. Dengan terus menerus bersandar pada kekuatan Allah, ia dapat bersaksi bersama Rasul Paulus.
'Segala perkara dapat kutanggung didalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.'(Filipi 4:13).
Saat kita memasuki setiap hari baru, baiklah kita memohon supaya Allah menguatkan dan memakai kita. Kita akan memuji dan memuliakan Tuhan karena menyadari bahwa Dialah yang telah memampukan kita untuk mengerjakan itu semuanya. Amin.
(dari arsip sermon KRT 2004)
1 comment:
Hai met kenal! Blognya bagus!
Ssst....CARI DUIT DI INTERNET YUUK!!
Pingin dapat duit tiap kali blog kita dikunjungi orang?
Silahkan klik di sini!
Pingin ngeklik dapat duit??
Silahkan
klik di sini!
Iklankan bisnis dan usaha anda di FREE AD LIST!
Gratis,mudah,cepat dan tepat untuk melancarkan bisnis dan usaha anda!
Post a Comment